ANALISISINTRINSIK. 1. Tema. Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka ini betemakan percintaan, seperti kebanyakan novel populer lainnya. 2. Tokoh. Aku Hamid Sinopsis Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (mMn) Sepeninggal Hajati, kehidupan Zainuddin menjadi sunyi dan kesehatannya tidak terjaga. Akhimya pengarang terkenal itu
- Novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck merupakan karya dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau populer sebagai Buya Hamka, dan terbit pertama di tahun 1939. Pada awalnya, cerita tersebut dimuat sebagai cerita bersambung di majalah Pedoman Masyarakat, tempat Buya Hamka bekerja sebagai pimpinan redaksi tahun 1938, di Medan. Berlatar belakang kehidupan di Minangkabau, tanah asal Buya Hamka, dengan masalah adat yang berlaku pada saat itu perihal warisan, perjodohan dan kawin paksa, serta pertalian darah dan status sosial yang sangat kuat berakar. Adat tersebut dianggap bertentangan dengan syariat agama Islam, demikian seperti dilansir laman Kemdikbud. Novel ini laris di pasaran sejak cetakan pertamanya serta telah dicetak berkali-kali hingga saat ini. Tenggelamnya Kapal van der Wijck bahkan menjadi bacaan sastra yang wajib bagi kalangan pelajar di Indonesia dan Malaysia, sebab novel tersebut juga diterbitkan dalam bahasa Melayu. Melalui novel tersebut, Buya Hamka menyerukan persatuan bangsa untuk kaum pribumi, serta meninggalkan adat budaya yang tidak sesuai dan merugikan. Walaupun di tahun 1962 sempat diterpa isu bahwa Buya Hamka melakukan plagiat dari novel karya Jean-Baptiste Alphonse Karr yang berjudul Sous les Tilleuls 1832, namun tudingan tersebut tidak benar. Hamka disebut terinspirasi dari peristiwa tenggelamnya sebuah kapal di tahun 1936, dan memasukkan kejadian tragis tersebut sebagai bagian akhir atau klimaks dari cerita di dalam juga Sinopsis Novel "Azab dan Sengsara" Karya Penulis Merari Siregar Sinopsis Novel "Salah Asuhan" Karya Abdoel Moeis Sinopsis Novel "Tenggelamnya Kapal van der Wijck" Pendekar Sutan membunuh Mamaknya saudara laki-laki ibunya karena masalah warisan, sehingga ia harus dihukum dengan diasingkan ke luar dari Batipuh, Minangkabau dan dipenjara di Cilacap selama 12 tahun. Usai menjalani hukuman tersebut, Sutan pun pergi merantau ke Makassar dan berjumpa dengan wanita bernama Daeng Habibah. Ia lalu menikahinya. Mereka memiliki seorang putra yang dinamai Zainuddin. Namun tak lama setelah melahirkan, Daeng Habibah meninggal karena penyakit. Sutan pun menyusul tak lama setelah istrinya meninggal. Zainuddin yang hidup sebatang kara lalu diasuh oleh Mak Base. Setelah dewasa, Zainuddin memutuskan pergi ke tanah kelahiran ayahnya di Batipuh, Minangkabau. Akan tetapi, bukannya disambut dengan baik oleh sanak keluarga sang ayah, Zainuddin malah diacuhkan. Itu karena ia memiliki darah ibu dari luar suku Minangkabau, walau ayahnya berasal dari sana. Ia dianggap sudah terputus darah dengan keluarganya di Batipuh, sebab daerah Minangkabau menganggap wanita lah yang menjadi kepala keluarga matrilineal dan menjadi penyambung keturunan. Di tempat yang baru itu, Zainuddin memiliki seorang teman bernama Hayati, wanita asal Minang yang kerap jadi tempatnya berkeluh kesah melalui surat. Keduanya kemudian lama kelamaan saling suka, karena Hayati merasa kasihan pada Zainuddin yang terlunta-lunta. Namun, mamak Hayati menyuruh Zainuddin pergi keluar dari Batipuh karena tak suka dengan hubungan mereka. Zainuddin pun pergi ke Padang Panjang, meninggalkan Hayati yang berjanji untuk setia. Mamak Hayati kemudian menjodohkan wanita itu dengan Azis, pria Minang yang berasal dari keluarga terpandang serta kaya. Hayati mau tidak mau menerima pinangan Azis dan menikah dengannya. Zainuddin yang mengetahui bahwa kekasihnya Hayati sudah menikah dengan pria lain, kemudian memutuskan pindah ke Batavia bersama dengan temannya yang bernama Muluk. Ia mulai menjadi penulis yang karya-karyanya disukai banyak orang. Setelahnya, ia kembali hijrah ke Surabaya, dan tinggal di sana dengan pekerjaan yang mapan. Tak disangka, Azis pun pindah ke Surabaya bersama Hayati, istrinya. Namun karena sering bertengkar, rumah tangga Azis dan Hayati terpaksa berpisah. Azis yang dipecat dari pekerjaannya tak bisa lagi sombong dan terpaksa menumpang di rumah Zainuddin. Ia dan Hayati tinggal sementara di rumah mantan kekasih Hayati itu, yang kini sudah menjadi penulis terkenal. Karena frustasi, Azis memutuskan bunuh diri dan menuliskan surat wasiat untuk Zainuddin. Ia meminta Zainuddin menjaga Hayati. Zainuddin menolak menerima Hayati kembali, karena sakit hati wanita itu sudah menghianati dirinya. Ia malah membelikan untuk Hayati sebuah tiket kapal Van Der Wijk yang berlayar dari Jawa ke Sumatera. Dengan sedih karena suaminya meninggal dan Zainuddin menolaknya, Hayati pun pulang ke Minang. Di perjalanan, kapal Van Der Wijk tenggelam namun sebagian penumpangnya berhasil diselamatkan di rumah sakit wilayah Tuban. Zainuddin yang mendengar kabar tersebut segera berangkat ke Tuban untuk mencari Hayati. Di rumah sakit, ia menemukan Hayati sedang sekarat dan kemudian meninggal dunia. Muluk, teman Zainuddin mengatakan bahwa Hayati sebenarnya masih mencintai Zainuddin. Mendengar hal itu, Zainuddin menyesali dirinya. Setelah memakamkan Hayati, Zainuddin dilanda kesedihan panjang dan jatuh sakit pula. Kondisi tubuhnya menjadi lemah, dan tak lama kemudian Zainuddin meninggal. Zainuddin dan Hayati dimakamkan berdampingan di tanah Jawa. Biografi Haji Abdul Malik Karim Amrullah Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau Hamka lahir pada 17 Februari 1908 di Nagari Sungai Batang, Agam, Sumatera Barat. Ayahnya adalah seorang ulama, sehingga Hamka dibesarkan dengan nilai-nilai Islam yang kuat. Hamka meneruskan sekolah agama di Diniyah School, yang membuatnya pandai berbahasa Arab. Ia lalu melanjutkan sekolahnya ke Thawalib di Padang Panjang untuk menghapal kitab klasik, nahwu, dan shorof, juga syair berbahasa Arab. Ia juga sempat belajar di Mekah namun kemudian kembali ke tanah air setelah tamat. Namun sebagai remaja normal, Hamka dikisahkan juga suka menonton film di bioskop, demikian dikutip laman Dari situ kecintaannya pada sastra makin besar. Selain piawai dalam bidang agama yang membawanya menjadi seorang tokoh agama yang disegani, Hamka dewasa juga adalah seorang sastrawan handal, sekaligus guru juga jurnalis. Di tengah kecamuk penjajahan, Hamka lalu terjun pula di bidang politik dan menjadi anggota Partai Masyumi. Setelah partai tersebut dibubarkan, Hamka aktif di Muhammadiyah serta sempat menjabat Ketua MUI yang pertama. Ketokohan Hamka membuat sebuah universitas milik Muhammadiyah memakai namanya, yakni Universitas Hamka. Jasanya dalam bidang politik di saat pergerakan kemerdekaan membuat Hamka mendapat gelar Pahlawan Nasional. Karya Novel Hamka yang paling populer adalah Di Bawah Lindungan Ka’bah serta Tenggelamnya Kapal Van Der juga Kisah Buya Hamka dan Awka Kakak Ulama, Adik Pendeta Buya Hamka Politikus tanpa Dendam, Modernis yang Serius Bertasawuf Biografi Singkat Buya Hamka Sejarah, Latar Pendidikan & Pemikiran - Sosial Budaya Kontributor Cicik NovitaPenulis Cicik NovitaEditor Dhita Koesno
TenggelamnyaKapal Van Der Wijck (2013) Directed by Sunil Soraya ; Produced by Sunil Soraua, Ram Soraya ; Written by Sunil Soraya, Imam Tantowi, Donny Dhirgantoro, Riheam Juniant; Starring Herjunot Ali, Pevita Pearce, Reza Rahadian ; Running time 163 minutes ; Country Indonesia; Language Indonesia ; ”“Sembah Dia dengan khusyuk,ingat Dia di waktu
Through his literary work in the form of a novel, Buya Hamka contributed to advancing the education in Indonesia by contributing to his critical thoughts in the novel entitled “The Singking of Van Der Wijck”. The Researcher wants to carry out this research to find out and analyze what character education is contained in the novel “The Singking of Van Der Wijck”. The research method used in this research is descriptive qualitative method, which aims to describe, summarize, phenomena, and situations of social reality that occur in society. Through this method the researcher tries to observe and understand the object of research with the aim and obtaining the meaning of each words, text, sentence and paragraph. The result of this study indicate that Buya Hamka has succeeded in contributing knowledge intelligently and critically inserted into every word, text, sentence and paragraph contained in the novel “The Singking of Van Der Wijck”. It makes the readers have a devout and pious personality and know the values of character education, especially the educational values of teaching Islamic Religious Education. Abstrak. Melalui karya sastra yang berbentuk novel, Buya Hamka, turut berkontribusi dalam memajukan bidang pendidikan di Indonesia. Dengan turut membantu menyumbangkan pemikiran-pemikiran kritisnya dalam novel yang berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Maka dari itu peneliti ingin mengangkat penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pendidikan karakter apa saja yang terkandung dalam novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan, fenomena dan situasi realita sosial yang terjadi di masyarakat. Melalui metode ini peneliti berusaha mengamati dan memahami objek penelitian dengan tujuan untuk memperoleh dan mendapatkan makna, arti dari setiap kata, teks, kalimat dan paragraf. Hasil penelitian ini menunjukan bahwasannya, Buya Hamka berhasil memberikan sumbangsih ilmu-ilmu pengetahuan yang dengan cerdas dan kritis disisipkan kedalam setiap kata, teks, kalimat dan paragraf yang terdapat dalam novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Sehingga menjadikan pembacanya memiliki pribadi yang taat dan bertakwa serta mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter terutama nilai-nilai pendidikan pada ajaran agama Islam. To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this AlifuddinAlhamuddin AlhamuddinNurjannah NurjannahThis article provided an anlytical description of the Muhammadiyah philanthropic movement to the Bajo community in Wakatobi. There were three important points hacked in this study, namely 1. Why did Muhammadiyah choose the domain of education for its philatropical movement in the Bajo community? 2. what was the pattern of Muhammadiyah's educational philanthropic movement in the Bajo community? 3. what was the Bajo community's response to the Muhammadiyah-based pure Islamic education philanthropy movement? Data collection was done through in-depth interviews, observation and documentation. Analyzing data used hermeneutic phenomenology approach. The results showed that the choice of moving in the realm of education by the local Muhammadiyah community was due to the essence of the education movement as a fulcrum for determining the quality of human resources, on the other hand expensive quality education services made most Bajo children to choose to go to sea rather than go to school. The choice of educational philanthrophy by Muhammadiyah was also due to the psycho-social reality of local children who were suspected of "experiencing" an inferiority complex when they interacted with the mainland children's community. The philanthropic movement pattern implemented by the local Muhammadiyah community was based on the philanthropic social movement, namely to form awareness of the local community about the urgency of education for future life continuity by relying on a belief system or religious basis. The smart work of the Muhammadiyah community combined with the positive action approach made the pure Islamic idea could be transformed into the Bajo cultural space through education and teaching in a natural humanistic manner, without causing controversy. Keywords Educational Philanthrophy, Bajo Community, Educational Philanthrophy Movement Alhamuddin AlhamuddinThis study aims to examine how to instruction design to optimize the potential of learners. The result of study showed that the design instruction to optimize the learners needs to do several steps, namely 1 multiple intelligences research; 2 mapping class based on learning style. Furthermore, teachers prepare learning design based on both aspects. Teacher consultation with the supervisor in preparing instructional design based on multiple intelligences, in consultation teacher discusses basic competencies to be taught and strategies in accordance with the tendency of learners in the classroom. The next phase is the observation supervisor in the classroom and the last step is the confirmation. Based on the results of this study, the researchers recommend to teachers to always pay attention and develop the potential that exists within the self-learners early on. Intelligence is not just limited to the intelligence of mathematical logic and language, but also kinesthetic, music, interpersonal, intrapersonal, spatial, and naturalistic intelligence. Pendahuluan Pendidikan dasar merupakan cikal bakal pendidikan yang akan banyak menentukan kualitas pendidikan pada jenjang berikutnya. Keberhasilan menangani masalah pendidikan dasar merupakan langkah strategis untuk membenahi sistem pendidikan pada level selanjutnya dan pada giliranya akan menyentuh sistem pendidikan nasional. Mengingat perannya yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia, maka upaya peningkatan kualitas pembelajaran pada tingkat pendidikan dasar, memerlukan perhatian yang serius. Dekade 1980an, Gardner merumuskan konsep kecerdasan dari hanya terbatas pada yang cerdas logika matematika dan bahasa menjadi musik, kinestetis, intrapersonal, interpersonal, spasial, dan naturalistik. Adanya pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan individu, tentu akan membawa konsekuensi lebih lanjut, yaitu bahwa pendidikan harus memperhatikan perbedaan-perbedaan dan mengembangkan sejauh mungkin apa yang dimiliki anak itu. Dengan Alhamuddin AlhamuddinThis study aims to describe the curriculum development at elementary school in Russian and Indonesia. This study shows that there are many differences between both countries. Curriculum structure of the basic education in the Russian State has more hours per week than Indonesia's does, but in a year of study time in Russia is shorter than in Indonesia is. Assessment System in Russia learning outcomes serve as the basis of the information to determine the competence of which has been obtained by the learners, not as a measure for grouping students into groups. It is not much different in Indonesia. Pendahuluan Secara umum, hakekat pendidikan diartikan sebagai upaya mengembangkan kualitas pribadi manusia dan membangun karakter bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai agama, filsafat, psikologi, sosial budaya, dan iptek yang bermuara pada pembentukan pribadi manusia bermoral dan berakhlak mulia dan berbudi luhur. Pendidikan diartikan juga sebagai upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia SDM yang memiliki idealisme nasional dan keunggulan profesional,serta kompetensi yang dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa dan Negara. Setiap bangsa memiliki sistem pendidikan. Dengan sistem pendidikan tersebut, suatu bangsa mampu mewariskan segala pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap, agama dan ciri-ciri watak khusus yang dimilikinya dengan cara tertentu kepada generasi penerus, agar nantinya, mereka dapat mewariskannya dengan sebaik-baiknya. Melalui sitem pendidikan itu, suatu bangsa dapat memelihara dan mempertahankan nilai-nilai luhur, serta keunggulan-keunggulan mereka dari generasi ke generasi. Sejalan dengan tumbuhnya ilmu-ilmu sosial pada akhir abad 19 yang dalam perkembangan pesatnya kemudian tertuju perhatiannya pada pengakuan adanya hubungan yang dinamis antara pendidikan dengan masyarakat atau negara tertentu. Pendidikan dipandang sebagai cerminan dari suatu masyarakat atau bangsa, dan sebaliknya suatu masyarakat atau bangsa dibentuk oleh sistem pendidikannya. Alhamuddin Alhamuddinp>This paper is an academic effort to explain some aspects of the concept of Islamic education thought Syaikh Abd al-Samad Palimbani 1714-1782 M. As a descriptive qualitative study, the main data in this study were obtained from a number of his works, especially from kitab Hidayah al-Sālikin . It’s contrast to the others previous scholars’ contemporaries, Hidayah al-Sālikin is unique work of Abd Shamad, especially in his approach. In these works Abd Shamad attempted to explain jurisprudent aspects using Sufism approach. This research analyses some aspects of Abd Shamad’s concept of Islamic education thoughts. According to him, Islamic education aims are to produce a good human being and to achieve happiness by getting close to God. Based on the conducted research, some recommendations for further researcher, it is suggested to investigate this issue more specifically and comprehensively.
Afilm adapted from a classic novel with the same title, tells a love story between Zainuddin, Hayati, and Aziz. With a background of social differences and life struggles, that leads Zainuddin and Hayati's true love to a tragedy on a sailing with Van der Wijck's ship. — anonymous. An Indonesian love story of a young couple separated by
BAB I PENDAHULUAN Perkembangan budaya tidak dapat dipungkiri ikut mempengaruhi penulisan karya sastra di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang dahulu sangat patuh akan tradisi kini sudah mulai terbuka akan hal-hal baru. Hal ini ditandai dengan banyaknya karya sastra yang menceritakan gaya hidup modern, bahkan tak sedikit karya sastra bahasa asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Maraknya karya sastra yang menceritakan gaya hidup kebarat-baratan, berseting di luar negeri, atau merupakan terjemahan dari karya sastra luar negeri lama kelamaan dapat mel rasa cinta dan pengetahuan bangsa Indonesia akan budayanya sendiri. Karya-karya sastra Indonesia pada zaman dulu sebenarnya merupakan karya yang sangat indah dan mengandung nilai-nilai budaya dan kehidupan yang bisa kita pelajari. Salah satunya adalah Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Novel ini merupakan novel terbitan tahun 1939 yang kisahnya tak lekang dimakan zaman. Dalam tulisan ini mencakup identitas novel, unsur intrinsik, unsur ekstrinsik, serta kelemahan dan kelebihan dari novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah Memenuhi penugasan yang diberikan dalam pelajaran Bahasa Indonesia Melaporkan tanggapan dan analisis terhadap karya sastra. Memberikan Informasi seputar Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck pada pembaca. Sedangkan manfaat laporan ini diantaranya Meningkatkan rasa cinta terhadap karya sastra lama Memperkenalkan kembali karya sastra lama agar tak mudah dilupakan Mengetahui kehidupan dan budaya bangsa Indonesia pada zaman dulu. BAB II Isi Judul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Penulis Haji Abdul Malik Karim Amrullah HAMKA Penerbit Balai Pustaka Genre Romance Tahun terbit Jakarta, 1939 Jumlah halaman 236 Halaman ISBN 979-418-055-6 Zainuddin, seorang pemuda yang tinggal di Makasar pergi berkelana ke kampung halaman ayahnya di Padang . Di sana ia tak diakui sebagai orang Padang karana menurut hukum adat, garis keturunan yang kuat berasal dari pihak ibu, sedangkan ibu Zainuddin adalah orang Makasar. Zainuddin jatuh cinta pada Hayati, seorang gadis desa yang cantik dan berasal dari keluarga yang taat adat. Sayangnya, cinta Zainuddin harus terhalang karena keluarga dan ketua adat tidak setuju Hayati menikah dengan Zainuddin yang dianggap tidak sederajat. Hayati pun menikah dengan kakak dari teman nya yang bernama Azis. Zainuddin yang patah hati merantau ke pulau Jawa dan menjadi seorang penulis yang terkenal di sana. Azis yang ditugaskan bekerja di pulau Jawa pun membawa Hayati dan tinggal di sana. Siapa sangka, ternyata Azis adalah seorang pemuda yang suka mabuk-mabukan, berjudi dan main perempuan, hingga akhirnya ia jatuh bangkrut dan di tolong oleh Zainuddin. Azis pun menitipkan Hayati pada Zainuddin lalu bunuh diri. Namun, Zainuddin yang pernah sakit hati oleh Hayati tak mau menerima Hayati dan memulangkannya ke Padang. Kapal Van der Wijck yang ditumpangi Hayati tenggelam, Hayati pun meninggal setelah dibawa ke rumah sakit. Setelah kepergian Hayati, Zainuddin selalu bersedih dan meninggal dunia menyusul kekasihnya. ü Nilai Moral Nilai moral yang terdapat dalam novel ini adalah pentingnya kebiasaan untuk memaafkan. Hal ini terlihat dari penyesalan Zainuddin setelah Hayati meninggal. Andai Zainuddin memaafkan Hayati dan menerimanya, maka mereka akan hidup bahagia. ü Nilai Sosial Nilai Sosial terlihat dari kebaikan ibu Muluk yang mau menampung dan membantu Zainuddin saat ia terpuruk, juga pada saat Zainuddin membantu Azis dan Hayati yang jatuh bangkrut. ü Nilai adat Istiadat Nilai adat sangat terlihat dari kehidupan penduduk zaman dulu di kota Padang yang sangat patuh pada tradisi. Contoh nya saat Zainuddin ingin menikahi Hayati, para ketua adat tidak menerimanya karena Zainuddin dianggap tidak sesuku dengan mereka. ü Nilai Agama Zainuddin adalah seorang yang taat beribadah, ia bahkan tak suka melihat Hayati yang memakai pakaian terbuka saat bertemu dengannya di Padang Panjang. Nilai-nilai dalam novel Tenggelamnya kapal Van Der Wijck dapat dijadikan sebagai pelajaran dalam menjalani kehidupan. Seperti nilai moral yang mengajarkan kita untuk saling memaafkan, nilai sosial untuk saling membantu, nilai adat agar kita selalu menjadi orang yang memiliki adat istiadat dan nilai agama yang mengajarkan kita untuk senantiasa taat kepada Tuhan yang Maha Esa. Novel ini memberi banyak pelajaran dan amanat bagi pembacanya. Diantaranya, jangan menilai segala sesuatu dengan materi karena materi tidak menjanjikan kebahagiaan, seperti saat Hayati menikahi Azis yang berasal dari keluarga kaya, ia tak merasa bahagia karena Azis ternyata seorang pemuda yang tak bertanggung jawab. Di dalam usia 31 tahun 1938, masa darah muda masih cepat aliranya dalam diri, dan khayal serta sentimen masih memenuhi jiwa, di waktu itulah "ilham" "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck" ini mulai ku susun dan dimuat berturut-turut dalam majalah yang ku pimpin "Pedoman Masyarakat." Setelah itu dia diterbitkan menjadi buku oleh saudara M. Syarkawi cetakan kedua seorang pemuda yang giat menerbitkan buku-buku yang berharga. Belum berapa lam tersiar, dia pun habis. Banyak pemuda yang berkata "Seakan-akan tuan menceriteraka nasibku sendiri." Ada pula yang berkata "Barangkali tuan sendiri yang tuan ceriterakan!" Sesungguhnya bagi seorang golongan agama, mengarang sebuah buku roman, adalah menyalahi kebiasaan yang umum dan lazim pada waktu itu. Dari kalangan agama pada mulanya, saya mendapat tantangan keras. Tetapi setelah 10 tahun berlalu, dengan sendirinya heninglah serangan dan tantangan itu, dan kian lama kian mengertilah orang apa perlunya kesenian dan keindahan dalam hidup manusia. 1. Tema Percintaan dan Persahabatan 2. Penokohan dan Watak Zainuddin Baik Hati, Tulus, Taat beribadah, sedikit pendendam. Hayati cantik, Lemah lembut, Mudah dipengaruhi. Azis Kasar, tidak bertanggung jawab, mudah putus asa. Muluk Baik hati, setia kawan, humoris. Mak Base Keibuan, Baik hati, Penyayang, tanpa pamrih. Khadijah Modern, centil, suka mempengaruhi. Mamak Datuk Tegas, berkuasa, taat pada tradisi. Mande Jamillah Baik hati, sollehah, suka menolong. Pendekar Sutan Baik hati, bertanggung jawab. 3. Latar Tempat Makasar, Padang Panjang, rumah Khadijah, Pacuan kuda, Di atas kapal, Area pesawahan, pasar, Jawa, rumah Khadijah, rumah sakit. Waktu pagi, siang hari, Subuh, sore, Malam. Suasana Bahagia, Sedih, tegang, romantis. 4. Alur/plot Alur yang di gunakan dalam novel ini adalah alur campuran antara alur maju da alur mundur. Alur Maju menceritakan kisah hidup Zainuddin dan kisah cintanya pada Hayati hingga ia meninggal, sedangkan alur mundur terlihat saat Zainuddin menceritakan kisah ayahnya saat masih tinggal di Kota Padang. 5. Sudut pandang Sudut pandang menggunakan sudut pandang orang ketiga seba tahu. Penulis menceritakan setiap tokohnya dari luar cerita dan mengetahui situasi dan kondisi serta detai setiap bagian. 6. Amanat Jangan mudah berputus asa jika mengalami kesulitan dalam hidup. Tokoh Zainuddin yang awalnya hampir gila karena ditinggal Hayati akhirnya menjadi seorang penulis yang sukses karena mampu bangkit dari keterpurukan. Lalu saling tolong menolong sesama manusia, contohnya kebaikan Muluk dan Ibunya yang mau membantu Zainuddin saat ia terpuruk. 7. Gaya bahasa Bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah gaya bahasa Indonesia zaman dulu dan masih kental dengan bahasa melayu, terdapat banyak perumpamaan dan majas serta syair yang menjadi ciri khas sastra melayu. Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah, pemilik nama pena Hamka lahir di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun adalah seorang ulama dan sastrawan Indonesia. Ia melewatkan waktunya sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia terjun dalam politik melalui Masyumi sampai partai tersebut dibubarkan, menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia MUI pertama, dan aktif dalam Muhammadiyah sampai akhir hayatnya. Meskipun Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck diterbitkan tahun 1939, tapi situasi yang diceritakan masih relevan dengan zaman sekarang. Contohnya Zainuddin yang ditinggal menikah oleh kekasih hatinya, kisah seperti ini bisa kita temukan di kehidupan nyata. Lalu kisah Zainuddin yang menjadi sukses setelah bangkit dari keterpurukan juga banyak kita temui dari kisah tokon-tokoh terkenal pada zaman sekarang. Namun kondisi masyarakat dalam novel ini cukup berbeda dengan kondisi masyarakat zaman sekarang. Kondisi masyarakat yang diceritkan dalam novel ini masih sangat taat akan tradisi sedangkan masyarakat zaman sekarang sudah lebih modern dan lebih terbuka pada hal-hal baru. a Kalimat Simpleks Matahari telah hampir masuk ke dalam peraduannya. Di waktu senja demikian kota Mengkasar kelihatan hidup. Dia dinamai ayahnya Zainuddin. Darah muda masih mengalir dalam badannya. Dari pembuangan Cilacap dia dibawa orang ke tanah Bugis. b Kalimat Kompleks Orang serumah itu ribut, pekik yang perempuan lebih-lebih lagi. Ketika Landraad bersidang di Padang Panjang, Pendekar Sutan mengaku terus terang atas kesalahannya, dia dibuang 15 tahun. Setelah dipotong 3 tahun, habislah hukuman dijalankannya seketika dia berada di Mengkasar. Kalau dia mau tentu dia akan dikirim ke Minangkabau, tanah tumpah darahnya. Meskipun hatinya amat ingin dan telah teragak hendak pulang, ditahannya, dilulurnya air matanya, biarlah negeri Padang "dihitamkan" buat selama-lamanya. c Kata Penghubung Kata penghubung/konjungsi yang terdapat dalam novel ini diantaranya Dan Ayahnya berkata, jika Mengkasar ada Gunung Lompo Batang dan Bawa Kara... Tetapi Ia tak tahu benar apakah isi lagu itu, tetapi rayuannya sangat melekat dalam hatinya. Sejak Sejak kecilnya telah dirundung oleh kemalangan'... Untuk mengetahui siapa dia... Ketika Ketika Landraad bersidang di Padang Panjang, Pandekar Sutan mengaku terus terang atas kesalahannya, dia dibuang 15 tahun d Kata Rujukan Sang Hilang kebesaran Sang Surya, maka dari balik puncak Lompo Batang yang antara ada dengan tidak itu terbitlah bulan 15 hari menerangi seluruh alam. Beliau Ia teringat pesan ayahnya tatkala beliau akan menutup mata, ia teringat itu, meskipun dia masih lupa-lupa ingat. Si "Pertama membaca Al-Qur-an tengah malam, kedua membuaikan si Udin dengan nyanyian negeri sendiri, negeri Padang yang ku cinta. Kekurangan Penggunaan bahasa yang masih kental dengan bahasa melayu sehingga tidak mudah dipahami. Banyak terdapat kata-kata yang tidak dimengerti. Akhir yang tragis dan tidak bahagia. Ada beberapa tokoh yang tidak diceritakan akhirnya. Latar waktu yang tidak terlalu jelas Kelebihan Sangat kental akan budaya yang mungkin hampir dilupakan. Menceritakan kisah yang masih segar di zamannya. Berisi motivasi untuk bangkir dari keterpurukan. Kisah yang sangat menarik dan mendidik. Mengandung banyak pembelajaran. BAB III Penutup Novel Tenggelamnya kapal Van Der Wijck merupakan novel karya sastrawan Indonesia pada zaman dulu yang kisahnya tak lekang dimakan waktu. Novel ini diterbitkan pada tahun 1939 dan Di tulis oleh seorang tokoh agama sehingga Banyak amanat dan pelajaran yang dapat dipetik dari novel ini. Walaupun merupakan novel terbitan zaman dulu, namun situasi dan ceritanya masih relevan dengan zaman sekarang. Kisahnya yang romantis, sedih, sekaligus menyentuh dapat membuat pembaca terhibur dan terbawa perasaan. Penulis menyarankan agar kita sebagai bangsa Indonesia lebih mencintai dan merasa bangga akan budaya Indonesia, terutama karya sastra. Jangan lupakan karya-karya satra lama karena sejatinya karya sastra klasik mengandung nilai-nilai luhur yang bisa kita pelajari dan kita terapkan bahkan hingga zaman sekarang. Membaca karya terjemahan memang perlu sebagai bekal untuk menambah pengetahuan, tapi jangan sampai kita enggan bahkan melupakan karya anak bangsa kita sendiri, Bangsa Indonesia.
Prinsipkesantunan Leech dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck; Sikap dan fungsi jiwa tokoh utama dalam novel Pulang karya Tere Liye berdasarkan perspektif Jung; Spiritualitas tokoh dalam novel Maya karya Ayu Utami; Struktur cerita asal-usul Desa Pagerwojo Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck is one of Indonesian movie which made by Sunil Soraya, and this movie was adapted from a novel that has the same title, it is opus of famous man of letters named Buya Hamka . This movie describes the life of a handsome man that decline of Minangkabau-Bugis. He has social and internal conflicts that were very tremendous and surprised, because this movie told about conflict between three actors that was amazing. Generally this movie is very interesting, but in the other side the story in this movie is sadden too, because the man always feels internal pressure. Also, this movie gives description concern with heart firmness of a man in struggles for his love and life for a girl which he loves.
KapalVan der Wijck memang lebih dikenal dengan novel karya Hamka yang legendaris. Dalam movie tersebut, diceritakan tentang cinta dan upaya membangkitkan kesadaran bangsa. ada yang bisa kamu gunakan untuk nonton film Tenggelamnya Kapal van der Wijck. Pintu Terlarang bisa dibilang merupakan salah satu film terbaik yang pernah dibuat
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menganalisis dua buah novel. Adapun judul dari novel-novel tersebut yaitu “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk” karya HAMKA dan “Ronggeng Dukuh Paruk” karya Ahmad Tohari. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta saran yang bermanfaat demi tersusunnya tugas ini dengan baik. Cianjur, Januari 2014 Penulis ANALISIS NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJK Identitas Novel Judul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk Pengarang Haji Abdul Malik Karim Amrullah HAMKA Penerbit Bulan Bintang Tahun Terbit 1990 Cetakan Ke- 20 dua puluh Tebal 224 halaman Ringkasan Cerita Roman ini menceritakan tentang kisah cinta yang tidak sampai karena terhalang oleh adat yang sangat kuat. Zainudin adalah seorang pemuda dari perkawinan campuran Minangkabau dan Makasar, ayahnya Zainudin yang berdarah Minangkabau mengalami masa pembuangan ke Makasar dan kawin dengan Ibu Zainudin yang berdarah asli Makasar, mempunyai seorang kekasih asal Batipun bernama Hayati, namun hubungan mereka harus berakhir karena adat, karena berdasarkan sebuah rapat, ibu Zainudin tidak dianggap sebagai manusia penuh. Akhirnya Hayati menikah dengan seorang pemuda bangsawan asli Minangkabau bernama Azis. Mendengar pernikahan itu Zainudin jatuh sakit, akan tetapi berkat dorongan semangat dari Muluk sahabatnya yang paling setia, kondisi Zainudin berangsur-angsur membaik dan pada akhirnya Zainudin menjadi seorang pengarang yang sangat terkenal dan tinggal di Surabaya. Di Surabaya inilah Zainudin bertemu dengan Hayati yang diantar oleh suaminya sendiri Azis, untuk dititipkan kepadanya, kemudian Azis mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Rasa cinta Zainudin pada Hayati sebenarnya masih membara, akan tetapi mengingat Hayati itu sudah bersuami, cinta yang masih menyala itu berusaha untuk dipadamkan, kemudian Hayati dibiayai untuk pulang ke Batipun. Tetapi nasib malang menimpa Hayati, dalam perjalanan pulang ke Batipun itu, kapal Van Der Wijck yang ditumpanginya tenggelam. Hayati meninggal dunia di rumah sakit di Cirebon. Di saat-saat akhir hayatnya, Hayati masih sempat mendengar dan melihat bahwa sebenarnya Zainudin masih sangat mencintainya, namun semua itu sudah terlambat. Tidak berselang lama, Zainudin menyusul Hayati ke alam baka, dan jenazah Zainudin dimakamkan persis di samping makan mantan kekasihnya, Hayati. Analisis Unsur Dalam Interinsik Tema Utama Kasih Tak Sampai Tema Bawaan Cinta Yang Tak di Restui Tokoh Utama a. Zainuddin Hayati Khadijah Aziz Tokoh Pembantu a. Mak Base Orang Tua Angkat Zainuddin MulukSahabat Zainddin Daeng Masiga Mak Tengah Limah Mamak dari Hayati Karakter Zainuddin Tokoh Protagonis Seorang pemuda yang baik hati, alim, sederhana, memiliki ambisi dan cita-cita yang tinggi, pemuda yang setia, sering putus asa, hidupnya penuh kesengsaraan oleh cinta, tetapi memiliki percaya diri yang tinggi, mudah rapuh, orang yang keras kepala. Bukti“Zainuddin seorang yang terdidik lemah lembut, didikan ahli seni, ahli sya’ir, yang lebih suka mengalah untuk kepentingan orang lain”. 1986 27 HayatiTokoh Protagonis Perempuan yang baik, lembut, ramah dan penurut adat. Perempuan yang pendiam, sederhana, dan memiliki kesetiaan. Perempuan yang menghormati ninik mamaknya, penyayang, memiliki belas kasihan, orang yang tulus, sabar dan terkesan mudah dipengaruhi. Aziz Tokoh Antagonis Seorang laki-laki yang pemboros, suka berfoya-foya, tidak setia, tidak memiliki tujuan hidup, orang kaya dan berpendidikan, orang yang tidak beriman, tidak bertanggung jawab dan dalam hidup hanya bersenang-senang senang menganiaya istrinya dan putus asa. Bukti “…..ketika akan meninggalakan rumah itu masih sempat juga Aziz menikamkan kata-kata yang tajam ke sudut hati Hayati…..sial”. 1811986 Khadijah Perempuan yang berpendidikan, berwatak keras, senang mempengaruhi orang lain, orang kaya, penyayang teman, merupakan orang kota, memiliki keinginan yang kuat. Latar Tempat Mengkasar tempat Zainuddin dilahirkan Dusun Batipuh tempat Hayati tinggal dan bertemu dengan Zainuddin pertama kali Padang Panjang Tempat Zainuddin pindah dari Batipuh untuk mendalami ilmu, tempat Khadijah tinggal, tempat adanya pacuan kuda dan Pasar Malam Jakarta/ Batavia Tempat Zainuddin dan temannya Muluk pertama kali pindah ke Jawa Surabaya Tempat Zainuddin tinggal dan menjadi penulis, tempat pindahan kerja Aziz dan Hayati Lamongan di rumah sakit, tempat terakhir kalinya Zainuddin dan Hayati berdialog sebelum meninggal Latara waktu Siang Malam Peristiwa Besar Muluk mengabarkan perkawinan Hayati dan Aziz, hingga membuat Zainuddin jatuh sakit. Makin lama sakitnya makin parah, bahkan Zainuddin sudah tidak punya semangat untuk hidup lagi. Datangnya dua pucuk surat dari Aziz yang meninggalkan hayati di rumah Zainuddin. Yang pertama surat cerai untuk hayati, dan surat kedua ditunjukan untuk Zainuddin yang berisi permintaan maaf dan permintaan agar zainuddin mau menerima hayati kembali “saya kembalikan hayati ketangan saudara , karena memeang saudaralah yang lebih berhak atas dirinya” hlm. 192. Pulangnya hayati ke kampung halamannya karena penolakan dari Zainuddin. Hayati pulang dengan menumpang kapal van der wijk. Tersiarnya kabar dari sebuah surat kabar yang terbit di Surabaya bahwa “kapal van der wijk tenggelam” Meninggalnya Hayati setelah memberikan pesan kepada Zainuddin. Sejak saat itu kesehatan Zainuddin menurun dan akhirnya dia pun meninggal. Zainuddin dimakamkan bersebelahan dengan makam Hayati. Gaya Bahasa dan Maknanya Gaya bahasa dalam novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck menggunkan bahasa melayu kental di padukan bahasa Minangkabau. Sering pula menggunakan bahasa pengandaian. Kalimat yang digunakan sangat kompleks karena menggunakan bahasa melayu yang baku. Seperti dalam penggalan cerita berikut ini “Lepaskan Mak, jangan bermenung juga,” bagaimana Mamak tidak akan bermenung, bagaimana hati mamak tidak akan berat………..” 1986 22 Analisis Unsur Luar Ektrinsik Pengarang Haji Abdul Malik Karim Amrullah HAMKA Lahir Tanggal 17 Februari 1908 di Molek, Sumatra Barat Pendidikan 1. Sekolah Dasar 1915 Diniyah School 1917 Thawalib 1918 Muhamadiyah dan sarekat islam Kegiatan 1. Guru Agama Dosen Universitas Islam Jakarta dan Universitas Muhamadiyah Ketua Cabang Muhamadiyah Padang Panjang Konsultan Muhamadiyah Ketua Majelis Pimpinan Muhamadiyah Ketua Umum MUI Karyanya 1. Di Bawah Lindungan Ka’bah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk
Percayakahanda dengan kata cinta pada pandangan pertama (love at first sight), percaya atau tidaknya itu tergantung pada diri kita masing- masing karena cinta itu suci dan juga abadi.Seperti yang telah kita ketahui dibalik tenggelamnya kapal Van Der Wijck terkisahkan perjalanan cinta suci dua insan yaitu Zainuddin dan Hayati yang penuh cobaan karena adat
inisebenarnya diilhami peristiwa “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Kapal yang berlayar dari pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menuju Tanjung Periok, Jakarta, itu tenggelam di Laut Jawa, Timur Laut Semarang, pada 20 oktober 1936. Novel itu berkisah tentang Zainuddin, yang gagal mempersunting Hayati karena perbedaan suku dan strata sosial.
aSb4Eh. 3098gqznqw.pages.dev/2083098gqznqw.pages.dev/3773098gqznqw.pages.dev/2793098gqznqw.pages.dev/3543098gqznqw.pages.dev/263098gqznqw.pages.dev/33098gqznqw.pages.dev/1793098gqznqw.pages.dev/3473098gqznqw.pages.dev/173
analisis novel tenggelamnya kapal van der wijck